Sabtu, 21 November 2015

Tanaman cokelat



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latarbelakang
Botani merupakan Ilmu yang mempelajari  tentang  tumbuhan  dan peran tumbuhan bagi kehidupan. Mempelajari botani tidak hanya mempelajari tumbuhan secara teoritis tapi mendalami ilmu botani untuk lebih menghargai dan menyadari peran penting tumbuhan secara fungsional bagi  kehidupan.
Kakao merupakan salah satu produk pertanian yang memiliki peranan yang cukup nyata dan dapat diandalkan dalam mewujudkan program pembangunan pertanian, khususnya dalam hal penyediaan lapangan kerja, pendorong pengembangan wilayah, peningkatan kesejahteraan  petani dan peningkatan pendapatan/ devisa negara. Pengusahaan kakao di Indonesia sebagian besar merupakan perkebunan rakyat.
Dalam dua dasawarsa terakhir ini areal kakao Nasional terus menjalani pertumbuhan yang nyata sehingga produksi kakao nasional juga menjalani pertumbuhan yang nyata sehingga produksi kakao nasional juga meningkat seiring dengan peningkatan luas arealnya, namun demikian produktivitasnya stabil bahkan menurun.

Teknologi akan bermanfaat apabila dapat menjangkau dan diterapkan oleh pihak-pihak yang membutuhkan. Hasil-hasil penelitian kakao yang telah dihasilkan oleh beberapa instansi penelitian telah dirangkum dalam makalah ini dengan maksud untuk memperkenalkan tanaman kakao dan memberikan pedoman kepada masyarakat cara budidaya, pasca panen dan produk usahataninya. Kami menyampaikan penghargaan kepada tim penyusun yang telah bersusah payah sehingga makalah ini dapat diterbitkan dan berharap semoga makalah ini dapat menjadi acuan dalam mengembangkan usaha tani kakao.

B.     Rumusan Masalah
-          Bagaimana asal usul tanaman kakao/coklat?
-          Bagaimana syarat tumbuh tanaman kakao/coklat?
-          Bagaimana khasiat tanaman kakao/coklat bagi kesehatan?

C.    Tujuan Penulisan
-          Untuk mengetahui asal usul dari tanaman kakao/coklat
-          Untuk mengetahui bagaimana syarat tumbuh tanaman kakao/coklat
-          Untuk mengetahui khasiat tanaman kakao/coklat bagi kesehatan



BAB II
PEMBAHASAN

a.    Asal muasal tanaman kakao/coklat
Istilah cokelat itu sendiri berasal dari xocolatl (bahasa suku Aztec) yang berarti minuman pahit. Pada awalnya, cokelat dikonsumsi sebagai minuman yang dibuat berbuih, kadang-kadang ditaburi lada merah, vanilla, madu atau rempah-rempah lain. Rasanya pahit, sepat dan berlemak. Konsumsi cokelat masa itu dianggap sebagai simbol status penting dan juga kemakmuran. Cokelat dalam bentuk padat pertama kali ditemukan pada abad ke-18 di Eropa. Penggunaan rempah-rempah dihilangkan dan mulai ditambahkan gula, susu dll.
b.      Syarat tumbuh tanaman kakao/coklat
Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan. Lingkungan alami tanaman kakao adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan, suhu udara dan sinar matahari menjadi bagian dari faktor iklim yang menentukan. Demikian juga dengan faktor fisik dan kimia tanah yang erat kaitannya dengan daya tembus (penetrasi) dan kemampuan akar menyerap hara.
Ditinjau dari wilayah penanamannya kakao ditanam pada daerah-daerah yang berada pada 10o LU sampai dengan 10o LS. Walaupun demikian penyebaran pertanaman kakao secara umum berada diantara 7oLU sampai 18oLS.
Hal ini erat kaitannya dengan distribusi curah hujan dan jumlah penyinaran matahari sepanjang tahun. Kakao juga masih toleran pada daerah 20o LU sampai 20o LS. Dengan demikian Indonesia yang berada pada 5o LU sampai dengan 10o LS masih sesuai untuk pertanaman kakao.
Syarat Tumbuh Tanaman Kakao agar Dapat Berproduksi Maksimal
1.      Ketinggian tempat
Ketinggian tempat di Indonesia yang ideal untuk penanaman kakao adalah tidak lebih tinggi dari 800 m dari permukaan laut.
2.      Curah Hujan
Curah hujan yang berhubungan dengan pertanaman dan produksi kakao ialah distribusinya sepanjang tahun. Hal tersebut berkaitan dengan masa pembentukan tunas muda dan produksi. Areal penanaman kakao yang ideal adalah daerah-daerah dengan curah hujan 1.100-3.000 mm per tahun. Curah hujan yang melebihi 4.500 mm per tahun tampakya berkaitan erat dengan serangan penyakit busuk buah (blask pods).
Daerah yang curah hujannya lebih rendah dari 1.200 mm per tahun masih dapat ditanami kakao, tetapi dibutuhkan air irigasi.
Hal ini disebabkan air yang hilang karena transpirasi akan lebih besar dari pada air yang diterima tanaman dari curah hujan, sehingga tanaman harus dipasok dengan air irigasi.
Di tinjau dari tipe iklimnya, kakao sangat ideal ditanam pada daerah-daerah yang tipenya iklim Am (menurut Koppen) atau B (menurut Scmidt dan Fergusson). Di daerah-daerah yang tipe iklimnya C menurut (Scmidt dan Fergusson) kurang baik untuk penanaman kakao karena bulan keringnya yang panjang.
Dengan membandingkan curah hujan diatas dengan curah hujan tipe Asia, Ekuator dan Jawa maka secara umum areal penanaman kakao di Indonesia masih potensial untuk dikembangkan. Adanya pola penyebab curah hujan yang tetap akan mengakibatkan pola panen yang tetap pula.
3.      Temperatur
Pengaruh temperatur terhadap kakao erat kaitannya dengan ketersedian air, sinar matahari dan kelembaban. Faktor-faktor tersebut dapat dikelola melalui pemangkasan, penataan tanaman pelindung dan irigasi. Temperatur sangat berpengaruh terhadap pembentukan flush, pembungaan, serta kerusakan daun.
Menurut hasil penelitian, temperatur ideal bagi tanaman kakao adalah 300C - 320C (maksimum) dan 180C-210C (minimum). Kakao juga dapat tumbuh dengan baik pada temperatur minimum 15o C perbulan.
Temperatur ideal lainnya dengan distribusi tahunan 16,60C masih baik untuk pertumbuhan kakao asalkan tidak didapati musim hujan yang panjang.
Berdasarkan keadaan iklim di Indonesia temperatur 250-260 C merupakan temperatur rata-rata tahunan tanpa faktor terbatas. Karena itu daerah-daerah tersebut sangat cocok jika ditanami kakao. Temperatur yang lebih rendah 100 C dari yang dituntut tanaman kakao akan mengakibatkan gugur daun dan mengeringnya bunga, sehingga laju pertumbuhannya berkurang.
Temperatur yang tinggi akan memacu pembungaan, tetapi kemudian akan gugur. Pembungaan akan lebih baik jika berlangsung pada temperatur 230 C. Demikian juga tempertur 26oC pada malam hari masih lebih baik pengaruhnya terhadap pembungaan dari pada temperatur 23o-300 C.
Temperatur tinggi selama kurun waktu yang panjang berpengaruh terhadap bobot biji. Tempertur yang relatif rendah akan menyebabkan biji kakao banyak mengandung asam lemak tidak jenuh dibandingkan dengan suhu tinggi.
Pada areal tanaman yang belum menghasilkan kerusakan tanaman sebagi akibat dari temperatur tinggi selama kurun waktu yang panjang ditandai dengan matinya pucuk. Daun kakao masih toleran sampai suhu 50o C untuk jangka waktu yang pendek. Temperaturvyang tinggi tersebut menyebabkan gejala necrossis pada daun.
4.      Sinar Matahari
Lingkungan hidup alami tanaman kakao ialah hutan hujan tropis yang didalam pertumbuhanya membutuhkan naungan untuk mengurangi pencahayaan penuh. Cahaya matahari yang terlalu banyak menyoroti tanaman kakao akan mengakibatkan lilit batang kecil, daun sempit, dan batang relatif pendek.
Pemanfaatan cahaya matahari semaksimal mungkin dimaksudkan untuk mendapatkan intersepsi cahaya dan pencapain indeks luas daun optimum.
Kakao tergolong tanaman C3 yang mampu berfotosintesis pada suhu daun rendah. Fotosintesis maksimum diperoleh pada saat penerimaan cahaya pada tajuk sebesar 20 persen dari pencahayaan penuh. Kejenuhan cahaya di dalam fotosintesis setiap daun yang telah membuka sempurna berada pada kisaran 3-30 persen cahaya matahari atau pada 15 persen cahaya matahari penuh. Hal ini berkaitan pula dengan pembukaan stomata yang lebih besar bila cahaya matahari yang diterima lebih banyak.
5.      Air dan hara
Air dan hara merupakan faktor penentu bila mana kakao akan ditanam dengan sistem tanpa tanaman pelindung sehingga terus menerus mendapat sinar matahari secara penuh.
6.      Naungan
Pembibitan kakao membutuhkan naungan, karena benih kakao akan lebih lambat pertumbuhannya pada pencahayaan sinar matahari penuh. Penanaman kakao tanpa pelindung saat ini giat diteliti dan diamati karena berhubungan dengan biaya penanaman maupun pemeliharaan.
Penanaman dilakukan dipagi hari pada musim hujan tenyata lebih baik hasilnya kalau sore/malam harinya hujan turun dibandingkan dengan jika hujan yang turun 2 hari kemudian. Dengan demikian, air dan hara memang merupak faktor penentu bila mana cahaya matahari dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi pertanaman kakao.
7.      Tanah
Kakao dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, asalkan persyaratan kimia dan fisik yang berperan dalam pertumbuhan dan produksi tanaman kakao terpenuhi. Kemasaman tanah, kadar zat organik, unsur hara, kapasitas adsorbsi, dan kejenuhan basa merupakan sifat kimia yang perlu diperhatikan, sementara faktor fisiknya adalah kedalaman efektif, tinggi permukan air tanah, drainse, struktur dan konsesntensi tanah. Selain itu kemiringan lahan juga merupakan sifat fisik yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kakao.
8.      Sifat kimia
Tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki kemasaman pH 6-7.5 tidak lebih tinggi dari 8, serta tidak lebih rendah dari 8.
9.      Bahan organik tanah
Kadar zat organik yang tinggi akan meningkatkan laju pertumbuhan pada masa sebelum panen. Untuk itu zat organik pada lapisan tanah setebal 0-15 cm sebaiknya lebih dari 3 persen. Kadar tersebut setara dengan 1.75 persen unsur karbon yang dapat menyediakan hara dan air serta struktur tanah yang gembur.
Untuk meningkatkan kadar zat organik dapat dipergunakan serasah sisa pemangkasan maupun pembenaman kulit buah kakao. 900 kg kulit buah kakao memberikan hara 28 gram urea, 9 kg P, 56.6 kg Mo dan 8 Kg kiserit.
Sebaiknya tanah-tanah yang hendak ditanam kakao paling tidak juga mengandung kalsium lebih besar dari 8 me per 100 gram contoh tanah da kalsium lebih besar dari 0.24 me per 100 gram pada kedalaman 0-15 cm.
10.  Sifat fisik
Tekstur tanah yang baik untuk tanaman kakao adalah lempung liat berpasir dengan komposisi 30-40 persen fraksi liat, 50 persen pasir dan 10-20 persen debu. Susunan demikian akan mempengaruhi ketersediaan air dan hara serta aerasi tanah.
Struktur tanah yang remah dengan agregat dapat menciptakan gerakan air dan udara didalam tanah sehingga menguntungkan bagi akar. Tanah tipe latasol yang memiliki fraksi liat yang tinggi ternyata sangat kurang menguntungkan bagi tanaman kakao, sedangkan tanah regosol dengan lempung berliat
walaupun mengandung kerikil masih baik bagi tanaman kakao.
Tanah yang baik drainasenya dengan struktur lempung berliat serta lapisan atas yang kaya akan baha organik cocok sekali bila ditanami kakao. Dengan demikian, tanah-tanah pantai berstekstur liat masih baik ditanami kakao. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pupuk nitrogen yang diberikan pada tanah demikian akan sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman kakao.
11.  Kedalaman tanah
Disamping faktor fisik diatas, kakao juga menginginkan solum tanah minimal 90 cm. Walaupun ketebalan solum tidak selaulu medukung pertumbuhan, tetapi solum tanah setebal itu dapat dijadikan pedoman umum untuk mendukung pertumbuhan kakao. Kedalaman efektif terutama ditentukan oleh sifat tanah, apakah mampu menciptakan kondisi yang menjadikan akar bebas berkembang. Karena itu, kedakaman efektif dapat berkaitan juga dengan air tanah yang mempengaruhi aerasi dalam rangka pertumbuhan dan serapan hara. Untuk itu kedalaman air tanah yang yang disarankan minimal 3m.
Faktor kemiringan lahan sangat menentukan kedalaman air tanah. Semakin miring suatu areal, semakin dalam pula air tanah yang dikandungnya. Pembuatan teras pada lahan yang kemiringanya 8 persen dan 25 persen, masing-masing dengan lebar 1m dan 1.5 m. Sedangkan lahan yang kemiringannaya lebih dari 40 persen sebaiknya tidak ditanamai kakao. Disamping faktor terbatasnya air tanah, hal itu juga didasarkan atas kecenderungan yang tinggi tererosi.
12.  Kriteria tanah
Tanah yang digunakan untuk pertanaman kakao dapat dikelompokkan manjadi 4 kelompok berdasarkan sifat fisik dan kimianya. Keempat kelompok tersebut adalah:
·         tanah-tanah yang sesuai
  • cukup sesuai
  • kurang sesuai
  • tidak sesuai
Dengan menetapkan sebaran tingkat pembatas sifat fisik dan kimia tanah, penerapan kriteria tanah tersebut dapat dijadikan pedoman umum bagi rencana penanaman suatu areal apakah sesuai atau tidak bagi pertanaman kakao.
c.       Khasiat tanaman kakao/coklat bagi kesehatan
Khasiat coklat dari chocolate shop untuk kesehatan adalah sebagai antioksidan, antioksidan dalam coklat untuk chocolate souvenir diperoleh dari biji kakao yang mengandung antioksidan flavonoid yang berguna untuk menahan radikal bebas. Namun, khasiat antioksidan ini sangat tergantung dari kadar kakao dalam chocolate yang anda konsumsi, semakin besar kadar kakaonya, maka semakin besar manfaat antioksidan dalam sebatang chocolate wedding. Untuk melihat kadar antioksidan dalam coklat dari chocolate shop dapat dilihat pada komposisi di luar kemasan chocolate souvenir tersebut atau dapat pula dari warna chocolate Jakarta itu sendiri, semakin gelap suatu chocolate souvenir, semakin besar kadar kakao yang terkandung di dalamnya. Khasiat antioksidan yang terkandung dalam flavonoid dalam biji kakao sebanding dengan 6 apel atau 4,5 cangkir teh.
Selain sebagai antioksidan, coklat juga berkhasiat membantu tubuh beristirahat atau mengurangi susah tidur. Khasiat ini terkandung dalam protein yang terkandung dalam biji kakao, protein yang kaya akan asam amino triptofan, fenilalanin dan tyrosin.
Khasiat lainnya adalah coklat mampu mensuplai kalsium dan magnesium untuk tubuh. Oleh karena itu coklat bermanfaat untuk membuat anda bersemangat kembali. Jadi khasiat coklat untuk kesehatan anda, yaitu:
1.      Antioksidan untuk menangkal radikal bebas
2.      Membantu tubuh beristirahat atau mengurangi susah tidur
3.      Membuat bersemangat kembali
Namun coklat yang telah bercampur dengan susu cenderung menghasilkan banyak lemak, itulah sebabnya coklat batangan dengan kadar susu yang tinggi dihindari karena dapat menyebabkan kegemukan. Setelah mengkonsumsi coklat sebaiknya anda banyak mengkonsumsi air putih untuk menghindari resiko batu ginjal.













BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Tanaman kakao atau biasa sering di kenal dengan tanaman cokelat yang pertama kali ditemukan pada abad ke-18 di eropa berupa cokelat padat. Namun dalam proses penanamannya sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan. Lingkungan alami tanaman kakao adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan, suhu udara dan sinar matahari menjadi bagian dari faktor iklim yang menentukan. Demikian juga dengan faktor fisik dan kimia tanah yang erat kaitannya dengan daya tembus (penetrasi) dan kemampuan akar menyerap hara.
B.     Saran
Tanaman kakao atau tanaman cokelat sebaiknya di perhatikan dalam proses penanamannya pada syarat tumbuh dari tanaman cokelat atau tanaman kakao, karena jika berhasil dalam proses penanamannya maka akan menambah pendapatan dari petani tersebut. Tanaman kakao dapat diolah menjadi berbagai macam produk yang dapat dimpor bukan hanya di dalam negri melainkan di mancanegara, selain itu tanaman cokelat dapat dikreasikan dalam berbagai macam produk makanan.

Daftar Pustaka
http://jagakesehatan.wordpress.com/
sumber : bebibluu.blogspot.com/2009/06/khasiat-buah-kakao.html
images : abgplanttoplate.blogspot.com
 http://pernikmuslim.com/blog/blog/manfaat-buah kakao.html#sthash.0N3VWEKP.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar