Sabtu, 21 November 2015

Konsep dasar embriologi




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi atau berkembang biak. Reproduksi adalah upaya makhluk hidup untuk mempertahankan kelestarian jenisnya.
Pada manusia, alat dan sistem reproduksinya telah berkembang sedemikian kompleks dan sempurna. Pada reproduksi manusia, pria akan menghasilkan sperma dan wanita akan menghasilkan ovum. Jika sperma dan ovum bertemu akan terjadi fertilisasai atau pembuahan. Dari pembuahan tersebut akan terbentuk satu sel yang di sebut zigot yang akan terus membelah menjadi embrio dan akhirnya menjadi individu baru.
            Terjadinya peleburan sperma dan ovum untuk dapat berlangsungya proses pembiakan bukanlah akhir proses reproduksi seksual namun sebenarnya merupakan permulaan serangkaian perubahan yag dikerjakan dengan seksama dan teratur rapi yang akhirnya menghasilkan spesies  yang dewasa. Istilah perkembangan digunakan untuk menjelaskan perubahan–perubahan ini. Walau pola yang sebenarnya dari perkembangan tersebut beragam antara spesies-spesies maka biasanya dapat dibedakan tahapan-tahapan berikut, 1.Pembelahan (Cleavage) selama tahapan perkembangan ini nukleus zigot menjalani serangkaian pembelahan mitotik. Nukleus anak yang dihasilkan biasanya dipisahkan dalam sel-sel terpisah yang berasal dari sitoplasma zigotnya. Selama tahapan ini tidak ada atau hanya sedikit pertumbuhan. 2.Morfogenesis. Selama tahapan ini sejumlah sel-sel yang dihasilkan terus membelah diri, bergerak-gerak dan menata dirinya  menjadi lapisan-lapisan dan kumpulan yang berbeda. Akibatnya terbentuklah pola. Perkembangan pola inilah yang disebut morfogenesis. 3.Diferensiasi. Akan tetapi, tidak lama kemudian sel-sel embrio yang sedang berkembang itu mulai mengambil bentuk struktur dan fungsi khusus yang akan dipunyainya pada saat menjadi dewasa. Proses ini disebut diferensiasi. Sel-sel yang terdeferensiasi itu tersusun menjadi jaringan, jaringan menjadi organ dan organ menjadi sistem. Organisme yang melalui tiga tahapan diatas disebut embrio. Dan lingkup ilmu yang mempelajari tahapan diatas disebut embriologi. 

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dan teori tentang embriologi?
2.      Bagaimana tahapan embrio?
3.      Sebutkan organ reproduksi pada manusia?
4.      Bagaimana proses pembentukan sperma dan ovum?

C.    Tujuan
1.      Dapat mengetahui pengertian dan tahapan embrio.
2.      Mengetahui manfaat embriologi
3.      Dapat mengidentifikasi struktur dan fungsi sistem reproduksi laki-laki dan wanita
4.      Menjelaskan proses pembentukan sperma dan ovum serta peristiwa ovulasi.

















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Embriologi
Embriologi ialah ilmu tentang embrio. Embrio atau mudigah ialah makhluk yang sedang dalam tingkat tumbuh dalam kandungan. Kandungan itu berada dalam tubuh induk (dalam rahim) atau di luar tubuh induk (dalam telur). Tumbuh,  ialah perubahan dari bentuk sederhana dan muda sampai jadi bentuk kompleks dan dewasa. Makhluk yang asalnya terdiri dari satu sel dan hidupnya tergantung kepada parent menjadi makhluk yang terdiri dari banyak sel yang tersusun atas berbagai jaringan dan alat yang kompleks, dan yang dapat berdiri sendiri dan sanggup bereproduksi. Jadi Embriologi ialah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji perkembangan embrio (janin).
                 Ada 2 fase utama pertumbuhan, yaitu prenatal dan postnatal. Prenatal adalah pertumbuhan sejak telur matang dan dibuahi sampai lahir, sedangkan postnatal adalah pertumbuhan sejak lahir sampai dewasa. Gabungan pertumbuhan pre- dan post- disebut ontogeny, sedang fase prenatal diliputi oleh ilmu Embriologi.

B.     Sejarah Perkembangan Embrio/Embriologi
Setelah Aristotiles, orang yang mempelajari embriologi  adalah William Harvey (1578-1657), yang pada tahun 1651 menulis buku “Tentang Generasi Hewan”. Dikatakan bahwa semua hewan berasal dari telur. Pernyataan ini diperkuat dengan penemuan R. de Graaf (1641-1673), menyatakan bahwa indung telur (ovarium) pada burung sama dengan indung telur pada kelinci. Ia juga merupakan peneliti pertama yang mengenal bersatunya sel telur dan sperma agar terbentuk embrio. De Graf juga membuktikan bahwa sel telur dan sperma sama- sama membawa bahan genetika untuk keturunannya. Selain itu, A. Van Leeunwenhook (1677) melihat spermatozoa orang dalam mani (semen).
 M. Schleiden dan T. Schwann (1839) menemukan “teori sel”, yang berbunyi; “sel adalah unit dasar kehidupan”. Semua hewan dan tumbuhan dibangun atas sel-sel. Sedangkan R. Virchow (1859) merumuskan pula istilah terkenal: “Omne cellula e cellula”, sel berasal dari sel yang telah lebih dulu ada. Itu berarti setiap sel tubuh berasal dari sel kelamin (gamet), dan setiap sel yang ada sekarang di bumi, baik hewan maupun tumbuhan, berasal dari sel yang relatif ada di masa purba. Sementara itu Spallanzani (1729 – 1799) mengatakan, bahwa hasil berkelamin jantan dan betina perlu untuk mulainya embriogenesis.
Seiring berkembangnya pengetahuan tentang embriologi, maka para ilmuan banyak mengeluarkan teorinya masing-masing. Seperti halnya teori yang dikemukakan oleh Jan Swammerdam, teori ini menganut teori performasi yaitu, embrio sudah ada dalam telur dan telah terbentuk sempurna, sebagai miniatur yang terkandung dalam biji.
 Pada abad ke- 18, teori preformasi berkembang dengan baik dan membentuk beberapa aliran diantaranya menyatakan bahwa ada kekuatan vital dalam benih organisme dan kekuatan ini menyebabkan pertumbuhan embrio menurut pola perkembangan yang telah dibentuk sebelumya. Untuk membuktikannya harus dilakukan pengamatan secara empiris (percobaan).  C. F. Wolff (1738- 1794) melaksanakan pengamatan ini dan mengemukakan teori epegenesis embriologi pada tahun 1759. Ia sendiri mengkritik teori preformasi dalam bukunya “Teori Generasi” hingga terus berkembangnya ilmu pengetahuan tentang embriologi.











C.    Teori Tentang Embriologi
Teori pertumbuhan ada 2 yaitu:
1.      Teori preformasi

Berbagai embrio sudah ada dalam telur telah dan terbentuk sempurna, sebagai miniatur yang terkandung dalam biji. Teori ini diperkenalkan Marcello Malpighi  (1628 – 1694). Teorinya itu dimuat berupa karangan dimajalah “Proceeding” yang diterbitkan oleh The Royal Society of London, dengan judul : “De Ovo Incubato”  (perkembangan embrio ayam). Katanya setiap organ dalam embrio ayam itu sudah terbentuk sempurna dalam telur yang sudah dibuahi.

Ada dua aliran kemudian tumbuh dari teori preformasi ini, yaitu:
a.       Aliran ovulisme
      Aliran ini berpendapat bahwa pada ovum terkandung alat-alat dalam bentuk mini, sedangkan spermatozoa itu hanya untuk merangsang pertumbuhan embrio.
b.      Aliran animalculisme.
Aliran ini berpendapat bahwa pada spermatozoon terkandung alat mini dan tubuh wanita hanyalah sebagai tempat tumbuh. 

Terlepas  dari kedua aliran di atas, sesungguhnya Aristoteles (384 – 322 Sebelum Masehi), dalam dua bukunya berjudul “De Generatione Animalium” dan “De Historia Animalium” sudah lebih maju dari Malpighi dan agak memenuhi teori modern. Dari pengamatannya terhadap embrio ayam juga, Aristoteles menarik kesimpulan, bahwa pada embrio sudah ada jantung dan pembuluh darah; tapi belum ada alat-alat  lain seperti paru-paru.

2.      Teori Epigenesis
Teori ini menyatakan, bahwa dalam telur tidak ada miniatur alat-alat. Alat-alat itu tumbuh secara berangsur. Yang memperkenalkan teori ini ialah Caspar Friedrich Wolff (1733 – 1794) Ia mendasarkan teorinya kepada penelitian embriologi. Katanya teori preformasi tak bisa diakui, karena terbukti usus ayam tidak terbentuk berupa tabung yang sudah jadi, tapi mula-mula berupa lipatan dari lapisan gepeng yang masih suatu jaringan pada awal pengeraman. Ia menulis teorinya dalam bukunya yang berjudul “Theoria Generationis”

D.    Tahapan Embriologi
Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio. Fase embrionik terbagi menjadi 3 fase, yaitu:
1.    Fase Murola
             Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat. Morulasi yaitu proses terbentuknya morula. Dalam fase ini zigot membelah secara mitosis berturut-turut sehingga menjadi 2, 4, 8, 16 dan akhirnya 32 buah sel.
2.      Fase Blastula
             Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel.Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula. Pada fase blastulla ditandainya dengan terjadinya pembentukan rongga tubuh dan jaringannya.
3.            Fase Gastula
             Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh. Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya. Pada fase ini terjadi pembentukan 3 lapisan pada dinding rahim, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai tiga lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm, mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat tinggi seperti Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan semua Vertebrata. Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan Coelenterata.Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula.
            Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup. Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula.
1.      Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera
2.      Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
3.      Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo










Ciri Tahap Perkembangan Embrio


Gambar 1 Tahapan Perkembangan Manusia Hari 1-18
Gambar 2 Tahapan Perkembangan Manusia Hari 22-46
Gambar 3 Tahapan Perkembangan Manusia Minggu 4-7












BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Reproduksi manusia secara vivipar (melahirkan anak) dan fertilisasinya secara internal (di dalam tubuh), oleh karena itu memiliki alat-alat reproduksi yang mendukung fungsi tersebut. Alat-alat reproduksi tersebut dibagi menjadi alat reproduksi bagian dalam dan alat reproduksi bagian luar yang masing-masing alat reproduksi tersebut telah disebutkan dan dijelaskan dalam makalah ini. Selain itu dalam makalah ini juga membahas sedikit tentang proses terjadinya gametosis dan oogenesis. Maka kesimpulan akhir dari makalah ini adalah reproduksi bertujuan untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah.

B.     Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami banyak berharap para pembaca sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.









DAFTAR PUSTAKA


Hutapea, Jakop.2010"perkembangan embrio ". (Diakses Pada Tanggal 30 september 2015)

Astuti.2011."Ekdoderm".Tersediapada http://glosarium.org/arti/ ektoderm (diakses pada tanggal 30 september 2015).

Lufri dan Helendra. 2009. Biologi Perkembangan Hewan, Jilid 1. Padang: UNP Press. ( diakses pada tanggal 30 september 2015 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar