PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Tampaknya bahwa kehidupan muncul di bumi
sekitar 4 milyar tahun yang lalu. Yang paling sederhana sel dan jenis pertama
dari sel untuk berevolusi adalah sel prokariotik-organisme yang tidak memiliki
membrane yang mengelilingi inti sel. Bakteri adalah yang paling di kenal dan
paling banyak di pelajari bentuk organisme prokariotik, meskipun penemuan baru
dari kelompok kedua prokariota, di sebut archaea telah memberikan bukti domain
selular ketiga kehidupan dan wawasan baru kedalam asal usul kehidupan itu
sendiri.
Sel adalah unit structural dan
fungsional dari semua organisme makhluk hidup. Beberapa organisme seperti
bakteri merupakan uniseluler yang merupakan yang terdiri dari satu sel.
Organisme lain seperti manusia adalah multiseluler atau memiliki banyak sel di
perkirakan 100.000.000.000.000.
Setiap sel adalah dunia yang
menakjubkan, ia dapat mengambil nutrisi, mengkonversi nutrisi menjadi energy,
menjalankna fungsi-fungsi khusus dan bereproduksi jika di perlukan. Bahkan
lebih manakjubkan adalah bahwa setiap sel menyimpan seperangkat instruksi
sendiri untuk melaksanakan masing-masing kegiatan.
Sel hewan dan sel tumbuhan memiliki
berbagai macam organel, sel hewan dan sel tumbuhan memiliki organel khusus yang
bila dimiliki oleh sel hewan maka sel tumbuhan tidak memilikinya.
B.
TUJUAN
Dalam
makalah ini yang berjudul “SIKLUS HIDUP
SEL” memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui siklus hidup sel.
2. Untuk
mengetahui periode
pertumbuhan
dan
persiapan
pembelahan
(dikenal sebagai interfase) dan
periode
reproduksi
atau
pembelahan
3. Untuk
mengetahui periode
pembelahan
sel (Mitosis dan meiosis)
C.
RUMUSAN
MASALAH
Dalam makalah ini yang berjudul
“KLOROPLAS” memiliki rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
siklus hidup sel
2. Bagaimana
periode
pertumbuhan
dan
persiapan
pembelahan
(dikenal sebagai interfase) dan
periode
reproduksi
atau
pembelahan
3. Bagaimana periode pembelahan sel (Mitosis dan meiosis)
BAB
1
SIKLUS HIDUP
SEL
A.
GAMBARAN UMUM SIKLUS HIDUP SEL
Sel merupakan
satuan dasar struktural, fungsional dan hereditas makhluk hidup. Untuk
pertumbuhan dan perkembangannya, setiap organisme hidup tergantung pada
pertumbuhan dan penggandaan sel-selnya.
Pada
organisme uniseluler, pembelahan sel diartikan sebagai reproduksi, dan dengan
proses ini dua atau lebih individu baru dibentuk dari sel induk. Pada organisme
multiseluler, individu-individu baru berkembang dari satu sel primordial yang
dikenal dengan nama zygot, selanjutnya tumbuh dan berkembang menjadi individu baru.
Selama rentang hidupnya, sel-sel pada organisme
multiseluler sebagian mengalami penuaan dan kerusakan. Oleh sebab itu perlu
diperbaiki melalui pembelahan sel. Dengan demikian pembelahan sel berfungsi dalam
reproduksi, pertumbuhan, dan perbaikan. Umumnya, sebelum suatu sel mengalami
pembelahan, sel-sel terlebih dahulu mengalami pertumbuhan hingga mencapai
ukuran tertentu. Setiap sel mengalami dua periode yang penting dalam siklus
hidupnya, yaitu periode interfase atau periode non pembelahan dan periode
pembelahan sel yang menghasilkan sel-sel baru. Kedua periode tersebut secara
umum dikenal dengan nama siklus sel. Dengan kata lain, kegiatan yang terjadi
dari satu pembelahan sel ke pembelahan sel berikutnya disebut siklus hidup
(daur) sel . Secara singkat tahapan pada siklus hidup sel dapat dilihat pada
gambar.
Interfase terdiri atas tiga fase, yaitu: G1 (Gap
pertama), S (Sintesis DNA), dan G2 (Gap kedua), Pada fase G1, sel anak
mengalami pertumbuhan, pada fase S terjadi replikasi dan transkripsi DNA; sedangkan
pada fase G2, merupakan fase post sintesis, dimana sel mempersiapkan diri untuk
membelah. Pembelahan sel meliputi dua tahapan yaitu: kariokinesis atau mitosis
dan sitokinesis. Perlu diingat bahwa apabila pembelahan sel menghasilkan dua
buah sel anak yang tidak sama besarnya, maka G1 bagi sel anak yang kecil lebih
lama daripada sel anakan yang besar.
B. INTERFASE
Tahap
yang pertama kali dilakukan dalam siklus sel ini adalah dengan fase Interfase
yaitu periode saat sel tidak sedang melakukan aktifitas pembelahan.
- Interfase adalah periode antara pembelahan yang satu dengan yang berikutnya dalam siklus pembelahan sel.
- Periode ini terjadi bila suatu sel molekul DNA yang berada dalam inti akan mengadakan replikasi atau membuat turunan seperti dirinya sendiri.
- Membran inti berhubungan dengan rangka dalam dari sitoplasma, di mana terdapat granula berwarna kelam dan disebut ribosom.
- Ribosom ini kaya akan asam ribonukleotida (ARN) dan mempunyai peranan penting dalam sintesa protein.
Di
dalam nukleus interfase, dapat dibedakan 2 komponen utama
- Karyolimpa (cairan inti yang tampak jernih tak berwarna dan kolloidal)
- Nukleolus (inti dari nukleus)
- Kromatin, berupa benang-benang halus yang tersusun atas asam deoksiribonukleat (ADN)
- Protein sehingga membentuk nukleoprotein.
Di
dalam sitoplasma, tampak adanya mitokondria, yaitu organel di mana berlangsung
pernafasan dari sel.
Stadium
interfase dibedakan atas beberapa fase:
- G1 : secara spesifik, pada tahap G1 ukuran sel bertambah besar akibat pertumbuhan sel.
- S : Pada tahap S, terjadi duplikasi kromosom dan sintesis DNA (replikasi DNA). Kromosom yang semula tunggal akhirnya berubah menjadi ganda.
- G2 : Pada tahap G2, sel tumbuh sempurna sebagai persiapan untuk pembelahan sel. Pada fase ini, ADN cepat sekali bertambah kompleks dengan protein kromosom dan pembentukan ARN (asam ribonukleat) serta protein berlangsung.
Jadi
selama Interfase terjadi
- Aktivitas metabolisme sangat tinggi
- DNA dan organel mengalami duplikasi (penggandaan)
- Ukuran sel dapat meningkat membesar dan terlihat tegang
- Interfase meliputi sekitar 90 % dari keseluruhan waktu setiap siklus sel
- Untuk satu sel membutuhkan waktu ± 24 jam untuk satu kali proses pembelahan
- Waktu 24 jam itu terbagi G1 (Gap 1) selama 11 jam, S (Sintesis DNA) selama 8 jam, G2 (Gap 2) selama 4 jam dan M (Mitotik) selama 1 jam (
- Selama ketiga sub-fase ini yaitu G1, S, dan G2, sel mengalami pertumbuhan dengan menghasilkan organel dan protein-protein di dalam sitoplasma.
- DNA direplikasi hanya pada sub-fase S ( Sintesa).
- Dengan demikian, suatu sel tumbuh (G1), terus tumbuh saat sel tersebut sudah menyalin DNA nya secara semi konservatif (S), dan tumbuh lagi sampai sel tersebut menyelesaikan persiapannya untuk melakukan pembelahan (G2) yang ditandai dengan DNA berkondensasi membentuk butir kromatin , kemudian membentuk benang krommatin dan segera terbentuk kromososm dua pasang sentromer terbentuk, dan kemudian dilanjutkan dengan karyotheca dan nukleolus mulai menghilang OK
- Setelah Interfase kemudian dilanjutkan dengan fase M atau fase mitotik .
- Pembelahan mitosis merupakan proses pembelahan inti sel menjadi dua inti sel baru, melalui tahapan dan proses tertentu menghasilkan dua jenis sel anak yang jumlah kromosomnya sama dengan induknya.
- Sedangkan pada meiosis adalah pembelahan inti sel dengan cara mereduksi kromosom.
- Pada meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan jumlah kromosom induk terhadap sel anak.
- Disamping itu, pada meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan I (meiosis I) dan pembelahan II (meiosis II).
- Setiap pembelahan-pembelahan yang akan dilakukan oleh sel harus melalui beberapa tahap fase.
- Pembelahan sel secara mitosis melalui beberapa fase, diantaranya fase Interfase, Profase, Metafase, Anafase, dan yang terakhir Telofase.
- Pembelahan mulai terjadi saat fase Profase dengan ciri-ciri membran nukleus melebur, nukleolus menghilang, kedua sentriol bergerak ke kutub berlawanan , dan kromosom mereplikasi hingga memproduksi sebanyak 12 kromatid, kemudian membentuk 6 pasang sister chromatids (sepasang kromatid identik).
- Kemudian, sebelum sel memasuki fase Metafase terlebih dahulu fase pro-Metafase dengan ciri-ciri membran inti berubah menjadi vesikel-vesikel dan benang spindel telah sempurna. Sister chromatids akan mengikat “garis-garis” spindel melalui mirotubul kinetotor, kemudian pada Metafase-nya sudah berada sejajar di bidang ekuator.
- Dilanjutkan fase Anafase, sister chromatids berpisah dari pasangannya dan bergerak menuju kutub-kutub berlawanan, kemudian selama fase Telofase kromosom sudah berada di setiap kutub masing-masing dan membran inti akan membentuk kembali serta kromosom membentuk kromatin kembali dan terakhir sel akan terbagi menjadi dua sel anakan setelah sitokinesis selesai
- Namun pada pembelahan sel secara meiosis dilakukan melalui beberapa tahap.
- Pada Meiosis I, yaitu profase I dengan ciri-ciri kromosom homolog bersinapsis membentuk bivalen dan terjadi crossing over ( pertukaran genetik). Kromosom berkodensasi dan membran inti kembali membentuk vesikel-vesikel.
- Fase kedua yaitu pro-Metafase I dengan ciri-ciri membran inti telah menjadi vesikel-vesikel, dan bivalen menuju garis ekuator dan pada Metafase I-nya bivalen sudah berada di garis ekuator.
- Kemudian, pada anaphase I kromosom yang homolog bergerak ke kutub berlawanan dan pada Telofase I membran inti terbentuk kemblai dan kromosom berdekondensasi sel menjadi dua sel anakan.
- Pada Meiosis II, didahului dengan profase II dengan ciri-ciri sister chromatids berkondensasi dan benang spindel terbentuk dan membran inti kembali menjadi vesikel-vesikel. Kemudian, dilanjutkan dengan pro-Metafase II membran inti secara keseluruhan telah berubah menjadi vesikel.
- Sister chromatids bergerak menuju ke garis ekuator dan pada Metafase II berada di sepanjang garis ekuator.
- Pada Anafase II sister chromatids berpisah dan menjadi kromosom individu dan bergerak ke kutub berlawanan dan sitokinesis terjadi sehingga pada akhirnya terdapat 4 sel anak dengan jumlah kromosom haploid
B.
PEMBELAHAN SEL
1.
MITOSIS
Mitosis atau pembelahan inti
merupakan stadium akhir dari siklus sel dan merupakan stadium yang paling
pendek, yaitu kurang lebih 10% dari keseluruhan waktu yang dibutuhkan untuk
satu kali siklus. Selama pemebelahan inti, struktur kromosom tampak mengalami
perubahan-perubahan secara progresif. DNA pada sel eukariotik sangat panjang.
Panjang DNA pada manusia berkisar 3 m atau kira-kira 300.000 kali lebih besar
dari diameter sel tersebut. Sebelum sel membelah, semua DNA harus disalin dan
dibagi rata agar setiap sel anak memiliki genom lengkap. Replikasi dan
distribusi DNA dalam jumlah banyak itu terkelola dengan baik karena molekul-
molekul DNA dikemas menjadi kromosom. Setiap species sel eukariotik memiliki
jumlah kromosom yang khas di dalam setiap nukleus sel. Misalnya sel somatik manusia
(semua sel tubuh kecuali sel reproduktif atau gamet) mengandung 46 kromosom.
Sel sperma dan sel telur manusia memiliki jumlah kromosom setengah kromosom sel
somatik, yaitu 23 kromsom.
Di dalam setiap kromosom eukariotik
terdapat satu molekul DNA linear yang sangat panjang yang mewakili ribuan gen.
DNA ini berkaitan dengan berbagai jenis protein yang mempertahankan struktur
kromosom dan membantu mengontrol aktivitas gen. Kompleks protein-DNA yang lasim
disebut kromatin diorganisasi menjadi serat yang tipis dan panjang. Setelah sel
menduplikasi genomnya dalam persiapan pembelahan, kromatin ini memadat.
Kromatin ini tergulung dan terlipat sangat padat sehingga terbentuk kromosom
yang tebal yang dapat diamati dengan mikroskop cahaya.
Kedua kromatid yang mengandung salinan molekul DNA
kromosom yang identik, mula-mula saling berlekatan satu dengan yang lain. Dalam
bentuk padatnya, kromosom ini memiliki “pinggang” yang ramping pada daerah
khusus yang disebut sentromer. Pada proses pembelahan sel selanjutnya, kromatid
saudara dari semua kromosom ditarik saling menjauh dan dikemas kembali sebagai
kumpulan lengkap di dalam dua nukleus baru, masing-masing satu pada setiap
ujung sel. Mitosis, yaitu pembelahan nukleus, biasanya segera diikuti oleh
sitokinesis, yaitu pembelahan sitoplasma.
Pada proses pembelahan ini, dari satu sel diperoleh
dua sel anak yang memiliki informasi genetik yang equivalen dengan sel
induknya.
•
Profase
Profase
merupakan transisi dari fase G2 ke fase pembelahan inti atau mitosis (M) dari
siklus sel. Profase adalah stadium pertama dari mitosis. Kromatin yang menyebar
selama interfase secara perlahan-lahan terkondensasi menjadi kromosom yang
mantap. Jumlah kromatin yang tepat merupakan ciri khas dari setiap species, sekalipun
pada species yang berbeda dapat mempunyai jumlah kromatin yang sama. Selain itu
pada profase salut inti mulai berdegenerasi dan secara perlahan-lahan inti
menjadi tidak tampak, dan terjadilah pembentukan spindel mikrotubul.
Sebelum
profase masing-masing kromosom mengalami duplikasi selama fase sintesis dari
siklus sel. Setiap kromosom terdiri atas dua kromatid sister yang bergabung
pada suatu tempat yang disebut sentromer atau kinetockor. Pada awal profase,
massa mikrotubul sitoplasma yang merupakan bagian dari sitoskeleton rusak dan
membentuk kelompok molekul-molekul tubulin yang besar. Molekul-molekul tubulin
digunakan kembali untuk konstruksi komponen utama aparatus mitosis atau spindel
mitosis. Spindel mitosis merupakan struktur benang bipolar yang sebagian besar
disusun oleh mikrotubul yang mula-mula terbentuk di luar nukleus. Pusat
pembentukan spindel atau kumparan pada kebanyakan sel hewan ditandai dengan
adanya sentriol. Pasangan sentriol pada sel mula-mula berduplikasi dengan suatu
proses yang dimulai tepat sebelum fase sintesis.
Duplikasi
menghasilkan dua pasang sentriol. Masing-masing pasangan sentriol sekarang
menjadi pusat mitosis yang membentuk pusat bagi susunan mikrotubul radial yang
disebut aster. Kedua aster tersebut terletak berdampingan dekat salut inti.
Pada profase akhir, berkas-berkas mikrotubul polar berinteraksi diantara dua
aster, mula- mula memnajang dan tanpak mendorong sentriol ke bagian sepanjang
sisi salut inti. Dengan cara ini spindel mitosis bipolar terbentuk. Spindel mitosis
terdiri dari mikrotubul dan mikrofilamen yang berasosiasi dengan protein.
Berdasarkan
perlekatannya, spindel mitosis dibagi menjadi dua yaitu serabut-serabut bipolar
yang merentang dari dua kutub spindel ke arah ekuator, dan serabut-serabut
kinetokor yang melekat pada sentromer pada setiap kromatid dan merentang ke
arah spindel.
•
Prometafase
Prometafse
(metafase awal) dimulai secara tiba-tiba dengan rusaknya inti yang pecah
menjadi fragmen-fragmen membran yang tidak dapat dibedakan dengan potongan-potongan
retikulm endoplasma. Fragmen-fragmen tersebut tetap berada disekitar kumparan
atau spindel selama mitosis. Kumparan-kumparan yang terletak di luar inti
sekarang dapat masuk ke daerah inti. Pada
saat prometafase, kromosom-kromosom bermigrasi ke arah pusat spindel. Gerakan
tersebut disebabkan karena adanya gerakan yang beragitasi yang disebabkan oleh
adanya interaksi antara benang-benang kinetokor dengan komponen-komponen lain
dari spindel.
•
Metafase
Selama
metafase, sentromer dari setiap kromosom berkumpul pada bagian tengah spindel
pada bidang ekuator. Pada tempat-tempat ini, sentromer-sentromer diikat oleh
benang-benang spindel yang terpisah, dimana setiap kromatid dilekatkan pada
kutub-kutub spindel yang berbeda.
Kadang-kadang
benang-benang spindel tidak berasosiasi dengan kromosom dan merentang secara
langsung dari satu kutub ke kutub yang lain. Pada saat metafase, sentromer-
sentromer diduplikasi dan setiap kromatid menjadi kromosom yang berdiri sendiri
atau independen.
•
Anafase
Anafase
dimulai secara tiba-tiba ketika pasangan kinetochor pada masing-masing kromatid
terdorong secara perlahan-lahan menuju kutub spindel. Jadi anafase ditandai
dengan terjadinya pemisahan kromatid sister membentuk anak kromosom yang
bergerak menuju kutub spindel yang berlawanan.
•
Telofase
Ketika
kromatid-kromatid anakan yang terpisah sampai di kutub, benang-benang
kinetochor lenyap, benang-benang kumparan kembali memanjang dan salut inti yang
baru kembali terbentuk disekitar masing-masing kromatid anakan. Kromosom
nujkleulus tanpak kembali dan mitosis berakhir.
2.
SITOKINESIS
Sitokinesis
Pada Sel Hewan
Sitoplasma
terbagi oleh suatu proses yang dikenal sebagai cleavage yang biasanya dimulai
pada akhir anafase dan telofase. Membran pada bagian tengah sel tertarik ke
dalam membentuk alur cleavage yang tegak lurus pada sumbu kumparan diantara
nukleus dan secara bertahap menyempit hingga pada akhirnya putus dan membentuk
dua sel anak secara terpisah.
3.
MIOSIS
Fertilisasi
menandai dimulainya fase diploid pada hewan dan tumbuhan yang berkembang biak
secara seksual. Stadium haploid dari siklus seksual dihasilkan dari proses
pembelahan inti yang disebut miosis. Miosis berlangsung pada sel-sel miosit
yang terdapat di dalam jaringan reproduksi pada suatu organisme. Seperti halnya
dengan mitosis, miosis berlangsung setelah fase G1, S dan G2 dari interfase dan
menentukan distribusi kromosom yang tepat ke dalam sel-sel anak. Berbeda dengan
mitosis, sebab miosis mencakup dua siklus pembelahan berturut-turut dan menghasilkan
4 sel anak.
Pembelahan pertama dari miosis
disebut pembelahan reduksi. Miosis pertama mengubah inti dari suatu miosit yang
mengandung kromosom diploid menjadi inti haploid yang mengandung kromosom n.
Jumlah kromosom direduksi jika pasangan kromosom homolog terpisah. Pembelahan
kedua disebut equation devision atau miosis kedua. Miosis kedua mengubah dua
hasil dari pembelahan miosis pertama menjadi 4 inti haploid.
Pembelahan
miosis merupakan suatu bentuk pembelahan inti yang penting pada organisme yang berkembang
biak secara seksual. Miosis berlangsung pada organisme eukariota yang
mengandung jumlah kromosom diploid (2n).
Kedua set kromosom yang berpasangan
tersebut dinamakan kromosom homolog. Telah diketahui bahwa manusia m,engandung
46 kromosom atau 23 kromosom homolog (pada manusia n=23). Ke 46 kromosom yang
terdapat pada zygot dibentuk pada saat fertilisasi yang diturunkan dari sel
sperma dan sel telur dari kedua induknya (paternal dan maternal). Sel sperma
dan sel telur mengandung setengah jumlah kromosom induknya dan dinamakanhaploid
(n). Jadi sel haploid adalah sebuah sel dengan satu set kromosom tunggal. Sel
diploid adalah sel yang memiliki dua set kromosom.
Pengujian dengan mikroskop terhadap
ke 46 kromosom manusia menunjukkan bahwa setiap jenis kromosom ada dua dan
tersusun berpasang-pasangan dimulai dari kromosom terpanjang. Tampilan
visualnya dinamakankariotipe.
Kromosom yang membentuk pasangan,
yang mempunyai panjang, posisi sentromer, dan pola pewarnaan yang sama
dinamakan kromosom homolog. Pengecualian penting terhadap aturan kromosom
homolog untuk sel somatic manusia, yaitu pada kromosom X dan Y. Karena keduanya
menentukan jenis kelamin suatu individu, maka kromosom X dan Y dinamakan
kromosom seks (kromosom jenis kelamin). Kromosom di luar kromosom seks
dinamakan kromosom autosom.
a.
Miosis Pertama
o
Profase I
Profase pertama merupakan fase yang sangat kompleks dari miosis. Kromosom
mulai memadat. Dalam suatu proses yang dinamakan sinapsis, kromosom homolog
yang masing-masing tersusun dari dua kromatid saudara muncul secara bersamaaan
sebagai suatu pasangan. Masing-masing pasangan kromosom terlihat sebagai suatu
tetrad, yaitu kompleks kromosom dengan empat kromatid. Pada banyak tempat di
sepanjang kromosom, kromatid kromosom homolog saling silang menyilang.
Persilangan yang membantu mengikat kromosom agar tetap bersama ini dinamakan
kiasmata (tunggal, kiasma). Semenetara itu komponen seluler lainnya
mempersiapkan pemebelahan inti dengan cara yang mirip mitosis. Sentrosom
bergerak saling menjauh dan gelendong mikrotubula terbentuk di antaranya.
Selubung
nucleus dan nucleoli menyebar. Akhirnya gelendong mikrotubula menangkap
kinetokor yang terbentuk pada kromosom, dan kromosom mulai bergerak ke arah
lempeng metafase. Biasanya memakan waktu lebih dari 90% waktu yang dibutuhkan
untuk miosis. Secara terinci profase pertama terdiri atas 5 fase yaitu
leptonema (leptoten), Zygonema (zygoten), Pachynema (pachyten), diplonema
(diploten), dan diakinesis.
Ø
Leptonema: Stadium ini ditandai
dengan dimulainya kondensasi kromosom., setiap kromosom tanpak terdiri atas dua
kromatid.
Ø
Zygonema: Stadium ini ditandai
dengan adanya kromosom homolog yang berpasangan. Kejadian ini disebut sinapsis.
Setiap unit terdiri atas dua synap, dan kromosom homolog yang telah terduplikasi
disebut bivalen atau tetrad. Pada fase ini terbentuk kompleks sinaptonema
dimana terjadi crossing over. Crossing over dihasilkan dari pembelahan oleh
endonuklease dari DNA sesuai posisi dari dua kromatid non sister yang diikuti
dengan transposisi dan penggabungan kembali ujung-ujung bebas dari rantai
kromosom homolog. Hasil dari crossing over adalah kombinasi gen-gen baru,
dibentuk pada kromosom homolog.
Ø
Pachynema: Selama stadium ini,
kromatid menjadi sangat jelas sebagai hasil kondensasi yang terus menerus.
Ø
Diplonema dan diakinesis: Stadium
ini ditandai dengan terjadinya pemisahan kromosom homolog kecuali pada titik
dimana chiasmata dibentuk.
o
Metafase I
Pada fase ini apparatus spindel terbentuk seperti pada mitosis, dan tetrad
berkumpul pada bidang ekuatorial atau bidang pembelahan atau lempeng metafase.
Kromosom masih dalam pasangan homolognya. Mikrotubula kinetokor dari
masing-masing kutub sel melekat pada satu kromosom, sementara itu mikrotubula
dari kutub berlawanan menempel pada homolognya pada daerah sentromer.
o
Anafase I
Seperti pada mitosis, alat gelendong menggerakkan kromosom ke arah kutub sel, akan tetapi
kromatid saudara tetap terikat pada sentromernya dan bergerak sebagai satu unit
tunggal ke arah kutub yang sama. Kromosom homolog bergerak ke arah kutub yang
berlawanan. Berbeda dengan mitosis, kromosom muncul sendiri- sendiri pada
lempeng metafase dan bukan dalam pasangan, dan gelendong memisahkan kromatid
saudara dari masing-masing kromosom. Dengan kata lain pada miosis fase anafase
I, kromosom homolog (bukan kromatid saudara) dari setiap tetrad terpisah satu
dengan yang lain, dan bergerak ke kutub gelendong (spindle) yang berlawanan.
o
Telofase I
Telofase I menghasilkan pembelahan miosis I. Kumpulan kromosom homolog pada
akhirnya dipisahkan menuju kutubnya masing-masing dan terbentuk dua daerah inti
yang dapat dibedakan secara jelas. Pada beberapa organisme, salut inti yang
baru dibentuk, dan dekondensasi kromosom kadang-kadang terjadi.
Interkinesis
adalah periode di antara akhir telofase I dan awal profase II. Periode ini
biasanya sangat singkat. DNA yang dihasilkan dari dua inti pada pembelahan
miosis pertama tidak mengalami replikasi selama fase interkinesis.
b.
Miosis Kedua
o
Profase II
Profase II mirip dengan profase pada pembelahan mitosis, walaupun setiap
inti sel hanya memiliki setengah dari jumlah kromosom. Inti haploid dari setiap
kromosom disusun atas dua kromatid saudara yang dibentuk sebelum profase I.
o
Metafase II
Metafase dua mirip dengan metafase pada pembelahan mitosis. Pasangan
kromatid bergerak ke pusat spindel dan melekat pada mikrotubula-mnikrotubula.
o
Anafase II
Mirip dengan anafase pada pembelahan mitosis. Tetapi berbeda dengan anafase
I. Pada anafase II kromatid sister terpisah satu sama lain dan bergerak menuju
kutub spindel yang berlawanan.
o
Telofase II
Telofase II mirip dengan telofase pada pembelahan mitosis.
Kelompok-kelompok kromosom yang telah terpisah kembali dibungkus oleh salut
inti yang baru berkembang dan kromosom mulai mengalami dekondensasi.
Miosis
menghasilkan 4 sel haploid. Umumnya pada hewan dan beberap tumbuhan tinggi,
miosis yang berlangsung pada jaringan reproduksi diiringi oleh pembelahan
sitoplasma. Contoh pembelahan miosis adalah pembentukan gamet pada manusia.
Mitosis dan
meiosis merupakan bagian dari siklus sel dan hanya
mencakup 5-10% dari siklus sel. Persentase waktu yang besar dalam siklus sel
terjadi pada interfase. Interfase terdiri dari periode G1, S, dan G2.
Pada periode
G1 selain terjadi pembentukan senyawa-senyawa untuk replikasi DNA, juga terjadi
replikasi organel sitoplasma sehingga sel tumbuh membesar, dan kemudian sel
memasuki periode S yaitu fase terjadinya proses replikasi DNA. Setelah DNA
bereplikasi, sel tumbuh (G2) mempersiapkan segala keperluan untuk pemisahan
kromosom, dan selanjutnya diikuti oleh proses pembelahan inti (M) serta
pembelahan sitoplasma (C). Selanjutnya sel hasil pembelahan memasuki
pertumbuhan sel baru (G1).
DAFTAR
PUSTAKA
ihttps://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=UgNVoPjEpGyuASLmZzABw#q=fase+reproduksi+sel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar