BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Seiring dengan
peningkatan kesadaran manusia akan pentingnya hidup sehat maka terjadi pula
peningkatan penelitian dan pemasaran produk produk makanan yang berpotensi
untuk menjaga kesehatan tubuh. Produk makanan yang berkhasiat terapeutik lebih
dikenal dengan istilah makanan fungsional. Salah satu makanan fungsional adalah
makanan yang mengandung probiotik yaitu mikroba hidup yang bila dikonsumsi akan
menimbulkan efek terapeutik pada tubuh dengan cara memperbaiki keseimbangan
mikroflora dalam saluran pencernaan. Makanan fungsional yang lain adalah
makanan yang mengandung “prebiotik” yaitu komponen pangan (food ingredients)
yang tidak dapat dihidrolisis oleh enzim-enzim pencernaan dalam saluran
pencernaan manusia namun komponen ini dapat menguntungkan tubuh dengan cara
menstimulasipertumbuhan atau aktivitas sejumlah bakteri misalnya BAL, Bifidobacterium,
Enterococcus, Bacteroides dan Eubacterium di dalam usus besar yang
pada akhirnya dapat meningkatkan kesehatan tubuh.
Di Indonesia
dikenal beberapa makanan tradisional, salah satu yang berpotensi sebagai
sebagai makanan fungsional untuk mencegah kanker adalah “dadih”. Dadih
merupakan makanan tradisional masyarakat Sumatera Barat yang berasal dari
fermentasi alami air susu kerbau di dalam tabung bambu oleh mikroorganisme
penghasil asam laktat yang terdapat secara alami pada air susu kerbau tersebut.
Dikalangan masyarakat perdesaan dadih seringkali dikonsumsi secara langsung
atau sebagai lauk pauk
Air susu yang
difermentasikan terbukti bisa mencegah timbulnya kanker dan mengurangi
kolesterol. Melalui proses fermentasi alami oleh mikroorganisme penghasil asam
laktat, air susu kerbau yang ada di dalam tabung bambu tersebut secara alami
dirombak menjadi gumpalan atau padatan yang bermanfaat sebagai makanan
probiotik yang berguna bagi tubuh. Adapun fungsi dari makanan probiotik ini
adalah untuk memulihkan dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.
B. Tujuan
-
Untuk mengetahui cara membuat fermentasi
-
Untuk mengetahui cara membuat dadih
-
Untuk mengetahui
bakteri apa saja yang berperan dalam pembuatan dadih
C. Manfaat
praktikum
-
Agar kita mengetahui
cara membuat fermentasi dengan benar
-
Agar kita mengetahui
cara membuat dadih secara tradisional
-
Agar kita mengetahui
bakteri apa saja yang berperan dalam pembuatan dadih yang dapat membuat susu
mengental atau menggumpal
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
Menurut Chalid dkk (2013) bahwa Penelitian dadih yang telah dan sedang
banyak dikembangkan tentang Bakteri Asam Laktat (BAL) yang khas yaitu strai
Lactobacillus plantarum yang merupakan bakteri indegenous
Dadih sebagai pangan hasil fermentasi khas Indonesia mempunyai potensi
untuk dikembangkan dan dipopulerkan dengan menggantikan susu kerbau dengan susu
sapi dengan menggunakan starter bakteri yaitu Lactobacillus plantarum asal
dadih dari susu kerbau (Sunarlim, 2009)
Mikroorganisme yang digunakan adalah biakan dari bakteri
Lactobacillus acidophilus.(Anonim,2013)
Menurut Sugitha dkk (2011) bahwa Spesies yang terpilih menjadi starter
dadih adalah Lactobacillus paracasei ssp paracasei 1 SKG 44 dan Lactobacillus
rhamnosus SKG 15a1. Penggunaan Lactobacillus rhamnosus SKG 15a1 sebagai starter
dadih menghasilkan dadih yang lebih baik dengan total asam 1,12%, total koloni
BAL 1,2 x 108 cfu/g dan kekentalan 7,24 cP. Sedangkan dari 5 isolat BAL dengan aktivitas antibakteri tertinggi yang
berhasil diidentifi kasi terdapat 3 jenis spesies yaitu Lactobacillus
rhamnosus, Lactobacillus paracasei ssp paracasei 1 dan Lactobacillus paracasei
ssp paracasei 2. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Surono
(2004) bahwa ketiga spesies tersebut adalah spesies BAL yang umum terdapat pada
susu
Dilihat dari komposisi kimia dan nilai gizi, dadih merupakan sumber
protein yang tinggi yaitu sekitar 39,8% dimana proteinnya tergolong protein
lengkap yang mengandung hampir semua jenis asam amino esensial guna keperluan
pertumbuhan. Selain itu dadih mengandung kalsium dalam jumlah yang relatif
tinggi dimana mineral ini sangat berperanan dalam pertumbuhan dan pembentukan
tulang dan gigi dan mencegah terjadinya pengeroposan tulang (osteoporosis) pada
orang dewasa/usia lanjut.
Juga beberapa jenis vitamin
terutama vitamin B kompleks yang merupakan komponen susu sendiri dan vitamin B
dan K yang terbentuk selama proses fermentasi (Surono & Hosono 1995).
Di Indonesia dikenal beberapa makanan tradisional, salah
satu yang berpotensi sebagai sebagai makanan fungsional untuk mencegah kanker
adalah “dadih”. Dadih adalah makanan traditional Minangkabau dan daerah
sekitarnya di Sumatera Barat dan juga di Kampar, Propinsi Riau. Produk makanan
ini diproduksi dengan cara memasukkan susu kerbau segar yang telah disaring ke
dalam bambu (khususnya bambu buluh), ditutup dengan daun pisang lalu dibiarkan
pada suhu kamar selama kurang lebih 1 sampai 2 hari sampai terbentuk gumpalan
menyerupai pasta dan biasanya langsung dipasarkan dalam bambu (Surono &
Hosono 1995).
Terbentuknya gumpalan atau pasta ini sebagai akibat
penurunan pH oleh aktivitas proses fermentasi. Penuruan pH juga yang
menyebabkan rasanya agak asam karena terbentuknya asam laktat sebagai produk
utama hasil metabolisme bakteri asam laktat. Makanan ini biasanya dikonsumsi
mentah (tanpa dimasak atau dipanaskan sehingga sel tetap hidup) dengan
mencampurkan dadih dan ketan, parutan kelapa ditambah gula kelapa atau bisa
juga dimakan dengan sambal lado dan di warung disajikan sebagai minuman
penyegar dengan menambahkan es dan gula (Hosono et al, 1985; Nakazawa &
Hosono 1992).
Dilihat dari komposisi kimia dan nilai gizi, dadih
merupakan sumber protein yang tinggi yaitu sekitar 39,8% dimana proteinnya
tergolong protein lengkap yang mengandung hampir semua jenis asam amino
esensial guna keperluan pertumbuhan. Selain itu dadih mengandung kalsium dalam
jumlah yang relatif tinggi dimana mineral ini sangat berperanan dalam
pertumbuhan dan pembentukan tulang dan gigi dan mencegah terjadinya
pengeroposan tulang (osteoporosis) pada orang dewasa/usia lanjut. Juga beberapa
jenis vitamin terutama vitamin B kompleks yang merupakan komponen susu sendiri
dan vitamin B dan K yang terbentuk selama proses fermentasi (Surono &
Hosono 1995).
Bakteri asam laktat adalah kelompok bakteri yang mampu mengubah
karbohidrat (glukosa) menjadi asam laktat. Efek bakterisidal dari asam laktat
berkaitan dengan penurunan pH lingkungan menjadi 3 sampai 4,5 sehingga
pertumbuhan bakteri lain termasuk bakteri pembusuk akan terhambat (Fardoaz,
1992). Pada umunya mikroorganisme dapat tumbuh pada kisaran pH 6-8 (Buckle et
al., 1987). Pemanfaatan BAL oleh manusia telah dilakukan sejak lama, yaitu
untuk proses fermentasi makanan. BAL merupakan kelompok besar bakteri
menguntungkan yang memiliki sifat relatif sama. Saat ini BAL digunakan untuk
pengawetan dan memperbaiki tekstur dan cita rasa bahan pangan (Kuswanto dan
Slamet, 1988). BAL mampu memproduksi asam laktat sebagai produik akhir
perombakan karbohidrat, hidrogen peroksida, dan bakteriosin (Afrianto, dkk.,
2006). Efektivitas BAL dalam menghambat bakteri pembusuk dipengaruhi oleh
kepadatan BAL, strain BAL, dan komposisi media (Gaman dan Sherrington, 1992).
Sebagai makanan fermentasi tradisional, mikrobia utama yang terlibat
selama proses fermentasi dadih adalah bakteri asam laktat. Hasil analisis
mikrobiologis beberapa jenis BAL meliputi genus Lactobacillus, Streptococcus,
Lactococcus (Hosono et al, 1989; Surono dan Nurani, 2001). Selain itu juga
ditemukan bakteri yang tergolong non-bakteri asam laktat yaitu Micrococcus
varians, Bacillus cereus dan Staphylococcus saprophyticus serta khamir yaitu
Endomyces lactis (Hosono et al, 1989).
Rusfidra, (2006) dalam Yudoamijoyo (1983) menyebutkan dadih mengandung
zat gizi sebagai berikut: kadar air (84,35%), protein (5,93%), lemak (5,42%),
karbohidrat (3,34%).
Kadar keasaman (pH) dadih adalah 3,4. Di dalam dadih sudah berhasil
diisolasi dan didentifikasi 36 strain bakteri pembentuk asam laktat. Dadih juga mempunyai antimutagenik terhadap
mutagen yang muncul akibat
pemanasan makanan pada suhu tinggi
misalnya pada terasi (Surono & Hosono 1996) dan tauco (Usman & Hosono 2003) yang dipanaskan pada suhu
lebih dari 1000C selama lebih dari 1 jam Mekanisme antimutagenik
dari BAL dadih dengan cara mengikat mutagen dan karsinogen di dalam saluran
pencernaan terutama dalam usus halus dan kolon.
Menurut Winarno (2004), proses fermentasi adalah memperbanyak jumlah
mikroba dan menggiatkan metabolismenya di dalam makanan. Ditambahkan bahwa
hasil fermentasi seperti asam dapat mencegah pertumbuhan bakteri yang beracun
yang pada pH asam (di bawah 4,6) tidak dapat tumbuh dan membentuk toksin.
Menurut Buckle dkk. (1987), dari organisme-organisme yang memfermentasi bahan
pangan yang paling penting adalah bakteri pembentuk asam laktat.
Perubahan-perubahan fisik dan kimia setelah fermentasi akan merubah rupa,
bentuk dan flavour dari bahan aslinya yang dapat memperbaiki gizi dari produk
tersebut. Menurut Rachman (1989), fermentasi merupakan aktifitas mikroorganisme
dalam menghasilkan energi yang diperlukan untuk metabolisme senyawa-senyawa
organik secara anaerobic
Winarno (2004) menjelaskan bahwa bahan makanan hasil fermentasi susu
memiliki beberapa keuntungan yaitu : 1) Lebih mudah diserap, karena adanya
degradasi protein menjadi protein yang lebih sederhana (terbentuk asam-asam
amino) yang langsung diserap dan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya. 2) Dapat
dikonsumsi oleh masyarakat yang tidak tahan laktosa, karena laktosa
difermentasi menjadi asam laktat. Menurut Buckle dkk. (1987) dalam reaksi
fermentasi susu, bakteri yang banyak berperan adalah bakteri asam laktat yang
dibedakan atas dua kelompok yaitu yang bersifat : 1) Homofermentatif yang mampu
memproduksi asam laktat dari metabolisme gula. 2) Heterofermentatif
menghasilkan karbondioksida dan sedikit asam-asam volatil lainnya, alcohol dan
ester disamping asam laktat.
Stater dadih dalam penelitian ini merupakan starter dadih
dalam bentuk kering. Stater dibuat dalam bentuk kering dengan tujuan untuk
mempermudah penanganan dan menghindari kontaminasi. Surono (2004) menyatakan
bahwa penggunaan starter kering bertujuan untuk mengurangi pekerjaan
pemeliharaan kultur sebagaimana pada kultur cair. Pembuatan stater kering pada
penelitian ini menggunakan tepung maizena sebagai bahan pengisi dan dikeringkan
menggunakan pengeringan vakuum. Penggunaan tepung maizena sebagai bahan pengisi
mengacu pada penelitian-penelitan yang telah dilakukan sebelumnya Sugitha, et al. (2006) menjelaskan bahwa BAL merubah laktosa menjadi
asam laktat
Bakteri asam laktat (BAL) yang terdapat dalam dadih dapat menghasilkan
asam laktat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba yang merugikan, selain nisin
sebagai hasil sampingannya merupakan natural antibiotik pencegah atau obat
penyakit kanker dan menetralisir bakteri pengganggu pada saluran pencernaan.
Hal ini menunjukkan dadih dapat digolongkan sebagai produk pangan probiotik
karena merupakan produk hasil fermentasi dan mengandung bakteri asam laktat.
Bakteri yang terdapat pada dadih adalah Streptococcus lactis, Lactobacillus
acidophilus, Lactobacillus bulgaricus. bakteri asam laktat (BAL) adalah
istilah umum untuk menyebutkan bakteri yang memfermentasi laktosa dan
menghasilkan asam laktat sebagai produk utamanya. Bakteri ini sudah lama
dikonsumsi dan diketahui membawa efek menguntungkan bagi tubuh manusia
Genus
|
Spesis
|
Lactobacillus
Streptococcus
Leuconostoc
Lactococcus
|
Lb. Brevis, Lb. casei subsp. casei, Lb.
casei subsp. rhamnosus
Streptococcus S. faecalis subsp. liquefaciens
Leuconostoc Leu. mesentroides
Lactococcus Lc. lactis subsp. lactis, Lc. lactis subsp.
Cremoris, Lc. casei subsp. Diacetylactis
|
Tabel : Bakteri asam laktat yang diisolasi dari dadih (Hosono et al,
1989; Surono & Nurani 2001).
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A.
Alat dan bahan
-
Alat
1.
Bambu
2.
Daun pisang
3.
Karet gelang
4.
Gelas selai
-
Bahan
1.
Susu murni
B.
Tempat dan waktu
-
Tempat : Laboratorium universitas
kapuas sintang
-
Waktu ; Selasa, 02 Juni 2015
-
Jam ; 09.00 – 11.00 WIB
C.
Cara kerja
Pembuatan dadih susu murni secara tradisional sangat sederhana yaitu :
susu murni dimasukkan ke dalam tabung bambu, lalu ditutup dengan daun pisang
dan diperam dalam suhu ruang selama 2-3 hari sampai mengental dan membentuk
dadih. Proses pembuatan dadih ini sangat sederhana. Dalam pembuatan dadih ini
dilakaukan dengan beberapa perlakuan, perlakuan pertama, wadah bambu ditambah
susu sebanyak 250 ml. Kedua, tabung bambu ditambah susu yang sudah dipanaskan
pada suhu 40oC sebanyak 250 ml. Ketiga, wadah gelas ditambah susu
sebanyak 250 ml ( untuk kontrol ). Keempat, wadah gelas ditambah susu yang
dipanaskan pada suhu 40oC sebanyak 250 ml. Kelima, wadah gelas
ditambah susu yang dikocok kemudian di masukkan ke dalam bambu. Setelah
dilakukan bebarapa perlakuan tersebut, susu difermentasi selama + 2 hari.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
-
Hasil Penelitian Pembuatan Dadih
Aroma Rasa Tekstur
Perlakuan 1 bau susu
basi rasa sedikit pahit cair
Ada aroma
bambu asam
Perlakuan 2 seperti bau
tape asam lembek/kental
Perlakuan 3 bau asam
seperti tahu asam lembut/kental
Perlakuan 4 bau
basi tawar lembut/kental
Perlakuan 5 bau basi tawar dan sedikit pahit lembut/kental
Dadih merupakan produk olahan susu murni yang diolah dengan cara
disimpan dalam bambu. Hal ini didukung oleh Sunarlim (2009) bahwa Dadih
berasal dari susu murnni, cara pengolahannya sangat sederhana. Susu
disimpan pada ruas bambu selama + 24 jam sampai 2-3 hari sehingga terjadi
fermentasi secara spontan. Pemanfaatan dadih pada umumnya adalah sebagai lauk
pauk,makanan selingan, pelengkap upacara adat, dan sebagai obat-obatan
tradisional.
Dadih tidak jauh berbeda dengan Yoghurt dan kefir yang merupakan produk
olahan susu yang memanfaatkan proses fermentasi. Bakteri yang digunakan untuk
fermentasi pada dadih pun bermacam-macam, diantaranya menurut Chalid dkk
(2013) bahwa Penelitian dadih yang telah dan sedang banyak dikembangkan tentang
Bakteri Asam Laktat (BAL) yang khas yaitu strain Lactobacillus plantarum yang
merupakan bakteri indigenous diperkuat pernyataan Sunarlim (2009) Dadih sebagai
pangan hasil fermentasi khas Indonesia yang menggunakan starter bakteri yaitu
Lactobacillus plantarum asal dadih dari susu kerbau.
Selain Lactobacillus plantarum, bakteri lainnya yang dapat digunakan
sebagai starter adalah Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus paracasei
dan Lactobacillus rhamnosus sesuai pernyataan Sugitha dkk (2011) bahwa
Spesies yang terpilih menjadi starter dadih adalah Lactobacillus paracasei dan
Lactobacillus rhamnosus ,ketiga spesies tersebut adalah spesies BAL yang umum
terdapat pada susu.
Fermentasi dadih yang dibuat secara tradisional melibatkan berbagai
jenis mikroorganisme yang saling berinteraksi. Mikroorganisme yang berperan
dalam proses fermentasi ini diduga berasal dari permukaan tabung bambu bagian
dalam, permukaan daun penutup, dan dari susu kerbau yang digunakan.
Mikroorganisme tersebut terdiri atas bakteri dan khamir dengan jumlah bakteri
sekitar 106-107 dan khamir sekitar 105(Taufik,2004).
Dadih terbentuk karena proses
penggumpalan susu kerbau yang disebabkan oleh adanya asam-asam yang dihasilkan
dari perubahan karbohidrat dalam susu kerbau oleh mikroba tertentu (Asria,
1986).
Namun pada praktikum ini kami menggunakan susu murni sebagai bahan
dasar pembuatan dadih. Susu di simpan di dalam bambu dan di tutup dengan daun
pisang untuk di fermentasi selama + 24 jam sampai 2-3 hari hingga susu itu
mengental. Pemanfaatan bakteri dilakukan secara alami yaitu dengan menggunakan
bakteri yang terdapat di dalam bambu tersebut, namun untuk pemilihan bambu itu
sendiri haruslah menggunakan bambu yang masih segar atau bambu yanng belum
kering. Selain itu dalam proses pembuatan dadih, harus berada di dalam ruangan
yang tidak terkena sinar matahari secara langsung.
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Dadih merupakan bahan pangan asli masyarakat Sumatera Barat yang kaya
gizi dan bermanfaat bagi kesehatan, diantaranya sebagai sumber probiotik. Dadih
mengandung bakteri asam laktat probiotik sehingga berpeluang dikembangkan
sebagai pangan fungsional. Untuk memperluas konsumsi dadih dan agar dapat
bersaing dengan produk susu fermentasi lain, perlu perbaikan teknologi
produksi, baik dalam hal bahan baku, mutu produk, maupun penyajian yang baik
dan menarik. Dari sisi nilai fungsional, perlu teknologi untuk menambah manfaat
dadih bagi kesehatan, dan studi nilai fungsionalnya (in vitro dan in vivo).
Dari sisi ekonomi dan budaya, perlu studi kelayakan ekonomi yang berhubungan
dengan nilai fungsionalnya untuk kesehatan dan fungsi sosiokulturnya pada
masyarakat, khususnya di Sumatera Barat. Berdasarkan nilai manfaat dadih
sebagai bahan pangan fungsional asli Sumatera Barat,maka dadih teknologi
produksinya perlu diperbaiki untuk meningkatkan mutu produk sehingga lebih
berdaya saing serta meningkatkan nilai ekonomi dan peran sosiokulturnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.
Makalah Dadih Asria D. 1986. Mikrobiologi dalam Pembuatan Dadih Susu Sapi.
Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Azima,
F. 1983. Studi Tentang Dadih. Fakultas Teknologi Pertanian.
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Syahrir,
I. H. 2002. Karateristik fisik, kimia dan mikrobiologi dadih susu
sapi dengan kombinasi starter Lactobacillus plantarum,Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Skripsi. Fakultas
Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sunarlim, R., H. Setiyanto, dan
M. Poeloengan. 2007. Pengaruh kombinasi starter bakteri
Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophillus, dan Lactobacillus plantarumterhadap sifat mutususu
fermentasi. hlm.270
Surono, I.S. and A. Hosono. 1995.
Indigenous fermented foods in Indonesia. Japanese J. Dairy Food
Sci. 44: A91−A98.
Usmiati, S., S. Yuiani, dan E.
Sukasih. 2010. Karakteristik dadih susu sapi yang dibuat
menggunakan starter kering bakteri asam laktat. Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian 7(2): 64−74
Taufik, E.2004. Dadih Susu Sapi
Hasil Fermentasi Berbagai Starter Bakteri Probiotik yang
Disimpan pada Suhu Rendah: Karakteristik Kimiawi. Media Peternakan, Vol 27
hlm. 88-100
Chalid, S dkk.2013. Potensi Dadih
Susu Kerbau Fermentasi Sebagai Antioksidan dan Antibakteri. Prosiding
Semirata FMIPA Universitas Lampung
Sugitha, I.M. dan L.A.Aidi.1998.
Daya Cerna Dadih yang Dibuat dengan Penambahan Starter Steptococcus lactis ,Jurnal Peternakan dan Lingkungan. Departemen
Pendidikan danKebudayaan, Jakarta
Sugitha, I dkk.2011. Isolat
Bakteri Asam Laktat Susu Kuda Liar Sebagai Starter Dadih.
Sunarlim, R.2009. Potensi
Lactobacillus,sp Asal dari Dadih Sebagai Starter Pada Pembuatan Susu Fermentasi
Khas Indonesia. Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian: Vol.5 Surono, I.S.2004.
Probiotik Susu Fermentasi dan Kesehatan. YAPMMI (Yayasan Pengusaha Makanan dan
Minuman Seluruh Indonesia), Jakarta
Taufik, E.2004. Dadih Susu Sapi
Hasil Fermentasi Berbagai Starter Bakteri Probiotik
yang Disimpan pada Suhu Rendah: Karakteristik Kimiawi. MediaPeternakan,
Vol 27 hlm. 88-100
Usman, P. & Hosono, A. 2003.
Bile and acid tolerance of lactic acid bacteria isolated from dadih and their
antimutagenicity against mutagenic heated tauco. Asian-Australian J. Anim. Sci.
(in communication)
Surono, I.S. & Hosono, A.
1996. Antimutagenicity of milk cultured with lactic acid bacteria from dadih
against mutagenic terasi. Milchwissenschaft 51:493-497.
Surono, I.S. & Nurani, D.
2001. Exploration of indigenous dadih lactic bacteria for probiotic and starter
cultures. Domestic Research Collaboration Grant-URGE-IBRD World Bank Project
2000-2001. Research Report. January 2001.
Hosono, A., Wardoyo, R. &
Otani, H. 1989. Microbial flora in dadih, a traditional fermented milk in
Indonesia. Lebensm.-Wiss. U. –Technol. 22: 20-24.
Bottazi,
V. 1983. Other fermented dairy product. In: Biotechnology,
Food and Feed Production with Microorganism, Vol. 5. Verlag Chemie, Florida.
Sughita,
I.M. 1985. Dadih : Olahan Susu Kerbau Tradisional Minang,
Manfaat, Kendala, dan Prospek dalam Era Industrialisasi Sumatera Barat. Seminar
Penerapan Teknologi. Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Medan.
Yulianto,W. A . 2005 . Makanan fermentasi tradisional tetap menyehatkan
meski bukan pangan probiotik. Kompas. Kamis31 Maret 2005. p35
Tidak ada komentar:
Posting Komentar